Kamis, 15 Oktober 2015

Memimpikan Pertanian Yang Maju



1.      Pertanian Indonesia saat ini
Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut tidak hanya diitunjukkan dengan kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional tetapi juga sebagai penyedia lapangan kerja. Sektor pertanian masih menjadi andalan bagi penyedia bahan baku bagi industry serta sumber pendapatan devisa dari ekspor.

     Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pemilikan lahan oleh petani mengalami kenaikan luasan. Bisa diartikan kemampuan sektor non-pertanian untuk menyerap kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian semakin besar. Pemerintah memberikan perhatian yang besar pada upaya peningkatan produksi beberapa komoditas pangan utama. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah, komoditas pangan utama yang ditetapkan sebagai sasaran pembangunan prioritas nasional ketahanan pangan adalah padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi.

Perserikatan Sepak Bola Sleman





1. Sejarah PSS Sleman



          Perserikatan Sepak bola Sleman (PSS) lahir pada Kamis Kliwon tanggal 20 Mei 1976 semasa periode kepemimpinan Bupati Drs. KRT. Suyoto Projosuyoto. Lima tokoh yang membidani kelahiran PSS adalah H. Suryo Saryono, Sugiarto SY, Subardi, Sudarsono KH, dan Hartadi. PSS didirikan pada awalnya hanya mereka senang dengan sepak bola. Dengan sepak bola mereka yakin akan menambah teman, meningkatkan persaudaraan dan tentu saja dengan sendirinya meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Sleman. Lahirnya PSS dilatarbelakangi bahwa pada waktu itu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru ada dua perserikatan yaitu PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul.

          Waktu berdirinya PSS hampir bersamaan dengan saat berdirinya Persikup Kulon Progo dan Persig Gunungkidul. Saat itu, selain di Kota Yogyakarta, potensi sepak bola di empat daerah kabupaten tidak terpantau dan kurang terkelola dengan baik. Padahal beberapa daerah di Kabupaten Sleman, seperti Prambanan, Sleman dan Kalasan, Sleman sejak dulu sudah memiliki tim sepak bola yang tangguh, yang ditandai dengan hadirnya beberapa tim luar daerah yang mengadakan pertandingan uji coba dengan tim di kawasan tersebut. Meskipun klub-klub sepak bola di Kabupaten Sleman telah ada dan tumbuh, tetapi belum terorganisasi dengan baik karena di Kabupaten Sleman belum ada perserikatan. Hal ini berdampak terhadap kelancaran klub-klub sepak bola di Kabupaten Sleman dalam mengadakan kompetisi sehingga banyak pemain dari Kabupaten Sleman yang bergabung ke klub-klub sepak bola di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

Selasa, 13 Oktober 2015

Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN


1.      Sejarah MEA 2015

Diawali di KTT Kuala Lumpur pada Desember 1997, para pemimpin negara-negara ASEAN memutuskan untuk mengubahASEAN menjadi kawasan stabil, makmur, dan kompetitif dalam perkembangan ekonomi yang adil dan mengurangi kemiskinandan kesenjangan sosial – ekonomi (ASEAN vision 2020).
            Pada KTT Bali pada Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020. Selanjutnya, pada Agustus 2006 saat pertemuan ke-38 Menteri Ekonomi ASEAN di Kuala Lumpur, sepakat untuk menyusun “suatu cetak biru” yang terpadu untuk mempercepat pembentukan MEA dan pada 13 Januari 2007 saat KTT ASEAN ke-12, para pemimpin ASEAN menegaskan komitmen yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 sejalan dengan Visi ASEAN 2020 dan Bali CONCORD II yang menjadikan kawasan ASEAN terdapat aliran bebas barang, jasa,inventasi, dan tenaga kerja terampil, serta aliran modal yang lebih bebas.